JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR DAN FOLLOW BLOG INI YACH TEMAN-TEMAN.....^___^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kalian Boleh Copas atau nyumut2 isi blog ini tapi untuk Artikel yang diijinkan yah itupun dengan syarat
HARUS CANTUMKAN FULL CREDITNYA!!!
jika mencuri hasil karya tulisan orang lain, bagaimana tulisanmu juga mau diapresiasi orang lain?
yuk mari kita saling mendukung satu sama lain \^o^/
Makasih udah mau mampir

baca novel dan FICTION bersambung karanganku di blog

Minggu, 27 Juni 2010

KONSEKUENSI KULTURAL TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Dunia itu berkembang sesuai berjalannya waktu. Perkembangan zaman dapat mempengaruhi perrubahan sikap masyarakat terhadap perkembangan itu. Kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia secara tidak langsung telah terpengaruhi oleh perubahan itu. Dengan masuknya pengaruh budaya barat membuat masyarakat Indonesia harus beradaptasi, walaupun hal tersebut cukup sulit diterima. Perkembangan budaya dipengaruhi oleh teknologi-teknologi tersebut dalam semua segi kehidupan, baik social, politik, ekonomi, lingkungan etika maupun moral, walaupun terlepas dari pilihan Negara tersebut memilih maupun tidak memilih berpartisipasi dalam teknologi-teknologi tersebut.

Teknologi itu seperti api. Seringnya menjadi kawan, tapi kadang kala juga bisa menjadi lawan. Teknologi merupakan kawan karena memudahkan kita bekerja dan juga bersosialisasi. Akan tetapi, ketika teknologi mulai mengusik privasi manusia dan melanggar norma-norma kepatutan sosial, teknologi pun menjadi lawan.
Dengan cepatnya perkembangan teknologi itu, masyarakat seakan-akan diharuskan untuk mengubah budaya lama menjadi budaya yang canggih sesuai perkembangan tersebut. Contohnya Telepon genggam, sebagai salah satu teknologi yang paling cepat perkembangannya baik dalam teknologinya sendiri maupun dalam hal jumlah penggunanya mempunyai dampak sosial yang negatif yang semakin lama semakin memperhatinkan. Penggunaan telepon genggam telah menjadi budaya tersendiri bagi seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Tidak peduli usia, telepon genggap menghipnotis para pemakainya.

Semakin canggihnya perkembangan telepon genggam, mereka seakan-akan tidak dapat terlepas dari benda itu. Menyisakan uang hanya untuk membeli pulsa menjadi hal biasa bagi mereka. Bagi mereka “Pulsa lebih penting dari pada makan”.
Keuntungan dari perkembangan komunikasi, khususnya telepon genggam, yaitu mempermudah hubungan silaturahmi antar masyarakat. Dahulu, hubungan silaturahmi terhalang oleh jarak dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang merantau dari kampung halamannya. Dengan adanya telepon genggam, hal ini dapat teratasi dengan baik sehingga silahturahmi tetap terjaga walaupun dari jarak yang berjauhan.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa seiring berkembangnya zaman di era globalisasi, teknologi komunikasi pun semakin maju dengan fasilitas-fasilitas canggih yang mempermudah dari segi kehidupan manusia.

Dekatnya hubungan antara informasi dan teknologi jaringan komunikasi telah menghasilkan dunia maya yang amat luas yang biasa disebut dengan teknologi cyberspace, yang berisikan kumpulan informasi yang dapat diakses semua kalangan dalam bentuk jaringan-jaringan komputer yang disebut dengan jaringan internet.

Namun, satu hal yang harus kita ingat bahwa perkembangan teknologi tersebut bukannya tidak ada efek sampingnya, karena “crime is product of society it self” yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat intelektualitas suatu masyarakat maka akan semakin canggih dan beraneka ragam pulalah tingkat kejahatan yang dapat terjadi. Sebagai bukti nyata sekarang banyak Negara yang dipusingkan oleh kejahatan melalui internet yang dikenal dengan istilah “cyber crime”, belum lagi dampak negatif teknologi informasi yang menyebabkan adanya penurunan moral dengan dijadikannya internet sebagai bisnis maya, dan banyak lagi dampak negatif lainnya.

Konsekuensi yang terjadi dari adanya kemajuan internet dalam kehidupan sehari – hari di bidang sosial misalnya yaitu adanya suatu perubahan pola kebiasaan dalam masyarakat, dari yang dulunya mencari informasi dengan mengandalkan media cetak, tv aatu radio sekarang beralih menjadi lebih banayak tertarik menggunakan internet. Selain itu, konsekuensi yang terjadi adalah intrenet menyebabkan seseorang menjadi lupa waktu, sehingga akan menyebabkan sikap cuek ( acuh ) terhadap lingkunagn sosialnya. Misalnya saja, orang akan cenderung berlama–lama menggunakan fasilitas atau fitur–fitur dalam internet untuk mencari sesuatu informasi yang diinginkan tanpa batasan karena semua fenomena yang dicari ada didalamnya, sehingga seseorang akan “berasyik–asyik ria” untuk mengaksesnya sampai lupa akan waktu atau lingkungan sosialnya.

Internet dapat membuat hidup lebih konsumtif, karena bila sudah kecanduan dengan internet maka uang pengeluaranpun ikut membengkak, selain itu bermain dengan dunia maya membuat tidak efisien waktu karena akan semakin banyak waktu yang terbuang apabila sudah kecanduan dengan internet ditambah lagi kalau internet itu hanya buat hiburan tanpa mendapatkan informasi. Maka itu akan membuang waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk hal–hal yang lebih penting. Selain kecanduan, masih ada dampak lain dari internet yaitu penyalahgunaan teknologi internet yang bisa berdampak buruk terhadap kehidupan. Internet yang seharusnya sebagai media pencarian informasi namun disalahgunakan untuk hal–hal yang melanggar norma seperti untuk melakukan penipuan bisnis lewat intenet, atau juga untuk membuka situs–situs porno. Meskipun pemerintah telah melakukan penghapusan situs porno namun masih saja situs itu bisa dibuka sehingga secara tidak langsung hal ini dapat merubah moral masyarakat Indonesia khususnya anak remaja.

Dampak lain dalam kehidupan, Masyarakat pengguna setia internet lebih senang berangan-angan tentang apa yang belum tentu mereka dapatkan, karena di dalam dunia maya banyak dibutuhkan imajinasi yang membuat cara berpikiran masyarakat berubah menjadi sesuatu yang belum tentu berarti. Tetapi dibalik itu, Budaya menggunakan internet dapat membantu peningkatan masyarakat dalam bidang pendidikkan dan teknologi.

Kreativitas manusia dalam memanfaatkan teknologi komunikasi untuk kepentingan hiburan maupun komersial memang luar biasa. Mulai dari pengembangan teknologi di bidang pertelevisian sampai pada penciptaan video games, video watch, dll.
Di kota-kota besar Indonesia terutama di pusat-pusat perbelanjaan, sering kita jumpai video arcade (pergelaran video games) yang menawarkan perbagai macam jenis permainan, dan dipenuhi oleh anak- anak dan remaja. Dengan membayar harga yang relatif murah untuk ditukar dengan koin, mereka betah menghabiskan waktu berjam-jam terlibat dalam kesenangan bermain video games.

Di satu sisi, kehadiran video games memang dapat menumbuhkan apresiasi anak maupun remaja pada teknologi. Pada saat yang sama, permainan ini dapat pula merangsang kreativitas maupun daya reaksi (dengan catatan ia tidak memainkan game yang sama berulang-ulang, sehingga mengenal trick permainan).
Namun, di sisi lain permainan ini dapat menimbulkan ketergantungan, manakala penggemarnya terkena video games addict (kecanduan video games). Seseorang dapat menghabiskan waktu dan uangnya sekaligus hanya untuk menikmati permainan ini. Dampak negatif dari permainan ini akan sangat terasa, manakala pemainnya tidak dapat mengendalikan diri. Pada saat seseorang mulai merasa, bahwa permainan ini bukan sekedar untuk dinikmati dalam waktu senggang sebagai aktivitas rekreasional, maka bencana mulai menghadang.

Perkembangan ihwal permainan ini telah menggusur permainan tradisional Indonesia, seperti congklak, permainan monopoli, Enggrang, petak umpet, dll. Permainan tersebut bahkan tidak dikenal lagi oleh golongan anak-anak Indonesia masa kini. Disinilah pentingnya peran orangtua, sebagai pendidik atau pemfilter untuk mengajari anak-anaknya mengenali budaya tradisional Indonesia sehingga tidak punah begitu saja.
Selanjutnya, Televisi juga merupakan teknologi yang tidak dapat dihindari pengonsumsiannya. Doktrin-doktrin dan paham-paham baru dengan mudahnya diserap konsumen tanpa harus berfikir 2 sampai 3 kali. TV sebagai media trendsetter seakan menjadi pengatur budaya masyarakat. Dengan mudahnya budaya yang telah melekat di masyarakat berubah semudah membalikkan telapak tangan. Segala sesuatu yang disuguhkan oleh televisi menjadi budaya.

Televisi seakan-akan menjadi hiburan utama untuk keluarga Indonesia, bila tidak ada televisi maka tidak ada hiburan menarik bagi mereka. Televisi bahkan menjadi media tervaforit untuk mendapatkan informasi untuk saat ini.
Dampak televisi bagi orang dewasa yaitu menjadi salah satu media instan untuk mendapatkan informasi. Sedangkan bagi anak-anak, TV bisa menjadi teman setianya di rumah selama ditinggal orang tuanya. Itulah sebabnya stasiun TV kemudian memasukkan acara anak-anak dalam program mereka.

Neurolog Anak RSCM mengemukakan bahwa:
• Penelitian di luar negeri mengaitkan TV dengan obesitas karena anak-anak tidak banyak melakukan aktivitas fisik selama menonton.
• TV juga memberikan gambaran tentang kekerasan dan kehidupan seks yang tidak sesuai dengan daya nalar anak.
• Penelitian tentang TV mempengaruhi kognitif atau kecerdasan anak masih kecil.
• Anak yang terlalu dekat menonton TV dapat berdampak pada penglihatan dan pendengarannya.
• Dampak yang lain adalah tidak adanya interaksi langsung terhadap sekitar karena terlalu asyik menonton TV sehingga anak menjadi anti sosial atau autis.
• Pada anak usia 0-3 tahun, terlalu sering menonton TV dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman, juga menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan.
• Tayangan TV tanpa pendampingan orangtua bisa meningkatkan agresivitas dan kekerasan pada anak usia 5-10 tahun. Selain itu anak juga tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.


Dampak yang terjadi pada psikologi bisa saja diminimalkan, dengan cara memfilter dari acara yang ditontonnya. Kehadiran global media ini menyebabkan terdesaknya budaya setempat. Dengan banjir film, video, lagu, musik dan buku, maka perlahan-lahan budaya lokal mengalami erosi. Otot ekonomi dari global media ini sedemikian besarnya sehingga penetralisasinya bisa sampai ke pedalaman. Era telekomunikasi global sekarang semakin mempercepat perhatian terhadap budaya lokal ini terkurangi.

Sejatinya media televisi berfungsi sebagai media komunkasi, informasi, dan pendidikan. Tentu saja hal ini tidak ada yang kotroversial dengan fungsi tersebut. Barulah pada televisi dalam sisi bisnis, silang pendapat muncul karena persepsi dan kepentingannya kemudian bisa menjadi berbeda-beda karena semua didasari oleh bisnis maka terjadilah eksploitasi berlebihan, asas keadilan menjadi terusik.
Bujuk rayu media seolah menawarkan kebebasan dan kesetaraan. Namun, semua itu hanya rayuan virtul agar masyarakat terus melangkah kedalam kesadaran baru dan lama-kelamaan karena terror media, masyarakat akan mengalami penumpulan, pendangkalan dan penyederhanaan. Realitas virtual yang di lihat dalam kesehariaannya mencontohkan hal itu. Artinya pemahaman perkara kejahatan, kriminilitas, kekerasan dan seksualitas juga makin dangkal dan sederhana.

Jadi jalur pendidikan merupakan jalur yang ampuh untuk merealisasikan informasi tentang dampak negatif dari perkembangan teknologi. Selain itu, mari kita saling mengingatkan bagaimana dampak negatif perkembangan teknologi komunikasi dapat merusak budaya kita sebagai manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LISTEN MY SONG NOW.. YOU MUST LIKE IT!!!